Selasa, 27 Oktober 2009

Revolusi Visioner

Anda pasti tahu sedikit banyak tentang elang, hewan pemangsa yang mampu menerkam dalam ketepatan dan kecepatan mengagumkan. Saya mendapati bahwa ketika seekor elang memilih area untuk memangsa, ia akan terbang berputar beberapa kali, mengamati keadaan di sekeliling mangsanya untuk mempelajari situasi, kemudian mengambil manuver pada jarak yang cukup, lalu terbang menukik tajam dengan kecepatan 75 -100 mil per jam menyengkeram mangsa dengan kedua kakinya yang kuat, dan dibawanya terbang sangat tinggi.

Elang memang memiliki mata yang sungguh tajam, tapi keahliannya mempelajari situasi, memberi pemahaman kepada saya tentang karakter visioner dalam spiritualitas kepemimpinan. Elang tidak sekadar memiliki mata awas, tetapi juga kemampuan mengelola jarak pandang yang tepat untuk berhasil mendapatkan hasil optimal.

Seorang pemimpin dengan karakter visioner, diminta untuk dapat memelihara jarak pandang yang baik, agar mampu mengarahkan semua potensi mencapai sasaran dengan sukses. Ketika pemimpin kehilangan kemampuan melihat apa yang ada di depannya, maka ia kehilangan banyak peluang dan kesempatan menemukan strategi yang tepat dalam mencapai keberhasilan.

Kerja Keras? Bukan! Kerja Pintar

Jangan memimpin dalam semangat kerja keras, memimpinlah dalam paradigma berpikir kerja pintar. Mengusahakan dengan giat untuk tujuan yang ingin Anda capai, tidak salah. Tetapi, perhatikan, itulah mengapa tak jarang, Anda terhalang berbagai kendala yang menurunkan semangat, mengaburkan fokus dan bahkan menghilangkan keberhasilan. Mengapa? Karena, Anda begitu terpana pada sasaran, lalu melupakan bahwa selain peluang-peluang, terdapat juga keadaan-keadaan yang memerlukan perhatian. Ada beberapa potensi bahaya kegagalan yang, meski kecil, tersebar di antara sasaran, yang perlu Anda ketahui, cermati, dan ketahui bagaimana menghadapinya. Inilah saat tepat, mengubah gaya kerja Anda menjadi kerja pintar.

Lihat elang. Ketika ia berputar sekali, ia tengah memastikan mana yang akan menjadi sasarannya. Kala elang melakukan ini, kawanan mangsanya mungkin sangat waspada dan mulai mencari ancang-ancang melarikan diri. Elang tahu persis, ia akan kehilangan sasaran, dan terbang memutari area itu dengan sedikit lebih tinggi dari sebelumnya. Kawanan mangsa mengira, elang tengah menyerah dan terbang menjauh, padahal ia tengah mengamati, di mana letak mangsa sasarannya, dan hal apa saja yang mungkin menghalangi tujuannya. Elang memutar sekali lagi, mengunci jarak pandangnya pada mangsa dengan semua informasi bahaya yang ia telah pelajari sebelumnya, menukik tajam, dan dengan sergap menyengkeram mangsa dengan kedua kaki serta membawa terkamannya menjauh ke angkasa, makin tinggi menuju sarangnya.

Pemimpin visioner tahu betul apa tujuan yang hendak dicapai, mengunci target itu dengan cermat. Pergi memutar untuk mempelajari semua peluang dan bahaya. Ketika benar-benar dapat dipastikan bahwa segala sesuatu telah cukup matang, mengambil langkah sigap mengambil keputusan tepat, dan melakukan tindakan strategis mencapai tujuan.

Dalam kepemimpinan spiritual, karakter visioner berarti memiliki jarak pandang yang tepat. Bukan saja atas tujuan apa dan bagaimana melaksanakan kepemimpinan, tetapi juga atas hal mengatur strategi pada menentukan kapan memimpin untuk melakukan tindakan nyata meraih keberhasilan.

Bawa Lebih Jauh!

Saat menerkam mangsa, elang tidak segera terbang rendah, tetapi terbang menjauh dan makin tinggi ke angkasa. Mengapa? Mangsa yang diterkam, pasti terkejut dan berupaya mengelak untuk melepaskan diri dari terkaman kaki elang yang kuat mengunci. Elang tahu, jika ia lengah membiarkan mangsanya bergerak bebas, maka ia pun akan kehilangan kesempatannya. Mangsa itu dibawanya terbang meninggi, dan ketika berada makin tinggi dari tanah, mangsa yang tengah berontak merasakan kekuatannya makin berkurang karena keadaannya dibawa kepada kondisi di luar habitatnya. Mangsa-mangsa yang hidup di darat dan air, merasakan berada pada ketinggian tertentu di atas tanah, amat menakutkan. Ketika elang tetap makin membawanya terbang menjauh, selain kelelahan berontak dari cengkeraman, ia pasti telah lemas ketakutan karena ketinggian, dan elang tidak mengalami perlawanan berat dari mangsanya itu.

Pemimpin visioner tahu, ketika mencapai tujuan, ia harus membawa pencapaian itu berada makin tinggi. Setiap keberhasilan dilanjutkan dengan penetapan keberhasilan selanjutnya yang lebih tinggi dari sebelumnya. Pemimpin visioner menggunakan momentum-momentum dan memutuskan bahwa tidak ada jalan lain untuk mempertahankan keberhasilan selain menggunakan momentum untuk menanjak makin tinggi mengalahkan keadaan pencapaian awal dan memperoleh keberhasilan selanjutnya.

Gunakan momentum, dan arahkan lebih jauh untuk keberhasilan selanjutnya. Jangan berhenti pada satu keberhasilan dan terbuai dengan sukses sesaat. Bawa lebih jauh untuk mencapai hasil lebih lagi.

Jangan Paksa, Jatuhkan Saja!

Ketika elang menerkam ikan yang tengah berenang, ia berusaha membawa pergi ikan terbang tinggi. Tetapi, arus sungai dan berat ikan besar membuat elang harus menggunakan sayapnya sebagai dayung yang menghela tubuhnya mengikuti deras air, menaikkan badannya sedikit demi sedikit. Ketika mulai terangkat, ikan bereaksi menggeliat-geliat diangkat dari habitatnya, berjuang untuk tetap hidup. Karena tidak sanggup menahan berat ikan dan kondisi arus sungai, elang memutuskan untuk melepaskan cengkeramannya, dan ikan pun jatuh kembali masuk sungai dan pergi. Keputusan elang, menyelamatkann dirinya dari bahaya tenggelam.

Meski segala sesuatu telah matang direncanakan dan siap dilaksanakan, seorang pemimpin dengan karakter visioner tahu, jika lebih banyak bahaya, lebih baik berhenti dan tidak melanjutkan, sampai semua potensi masalah dapat dihindarkan dan diselesaikan. Pemimpin visioner memiliki jarak pandang yang jernih untuk bijaksana memutuskan berhenti, lepaskan, dan menghindarkan dari potensi kegagalan yang menghancurkan kelangsungan proses pencapaian. Anda tidak perlu memaksa. Jika keadaan tidak berpihak pada Anda, mengalah sebentar, dan perbaiki strategi untuk mencapai keberhasilan.

Pertahankan jarak pandang, gunakan mata elang visionari Anda.

alvalima & alvalima

Rabu, 14 Oktober 2009

QORUN KONTEMPORER

Qarun adalah kaum Nabi Musa, berkebangsaan Israel, dan bukan berasal dari suku Qibthi (Gypsy, bangsa Mesir). Allah mengutus Nabi Musa as kepadanya seperti diutusnya nabi Musa as kepada Fir'aun dan Haman. Allah telah mengaruniai Qarun harta yang sangat banyak dan perbendaharaan yang melimpah ruah yang banyak memenuhi lemari simpanan. Perbendaharaan harta dan lemari-lemari ini sangat berat untuk diangkat karena beratnya isi kekayaan Qarun. Walaupun diangkat oleh beberapa orang lelaki kuat dan kekar pun, mereka masih kewalahan.

Qarun mempergunakan harta ini dalam kesesatan, kezaliman dan permusuhan serta membuatnya sombong. Hal ini merupakan musibah dan bencana bagi kaum kafir dan lemah di kalangan Bani Israil.Dalam memandang Qarun dan harta kekayaannya, Bani Israil terbagi atas dua kelompok. Kelompok pertama adalah kelompok orang yang beriman kepada Allah dan lebih mengutmakan apa yang ada di sisi-Nya. Karena itu mereka tidak terpedaya oleh harta Qarun dan tidak berangan-angan ingin memilikinya. Bahkan mereka memprotes kesombongan, kesesatan dan kerusakannya serta berharap agar ia menafkahkan hartanya di jalan Allah dan memberikan kontribusi kepada hamba-hamba Allah yang lain.Adapun kelompok kedua adalah yang terpukau dan tertipu oleh harta Qarun karena mereka telah kehilangan tolok ukur nilai, landasan dan fondasi yang dapat digunakan untuk menilai Qarun dan hartanya. Mereka menganggap bahwa kekayaan Qarun merupakan bukti keridhaan dan kecintaan Allah kepadanya. Maka mereka berangan-angan ingin bernasib seperti itu.

Qarun mabuk dan terlena oleh melimpahnya darta dan kekayaan. Semua itu membuatnya buta dari kebenaran dan tuli dari nasihat-nasihat orang mukmin. Ketika mereka meminta Qarun untuk bersyukur kepada Allah atas segala nikmat harta kekayaan dan memintanya untuk memanfaatkan hartanya dalam hal yang bermanfaat,kabaikan dan hal yang halal karena semua itu adalah harta Allah, ia justru menolak seraya mengatakan "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu karena ilmu yang ada padaku"

Suatu hari, keluarlah ia kepada kaumnya dengan kemegahan dan rasa bangga, sombong dan congkaknya. Maka hancurlah hati orang fakir dan silaulah penglihatan mereka seraya berkata, "Moga-moga kiranya kita mempunyai seperti apa diberikan kepada Qarun; sesungguhnya ia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar."Akan tetapi orang-orang mukmin yang dianugerahi ilmu menasihati orang-orang yang tertipu seraya berkata, "Kecelakaan yang besarlah bagimu, pahala Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh…."

Berlakulah Sunnatullah atasnya dan murka Allah menimpanya. Hartanya menyebabkan Allah SWT murka, menyebabkan dia hancur, dan datangnya siksa Allah. Maka Allah SWT membenamkan harta dan rumahnya kedalam bumi, kemudian terbelah dan mengangalah bumi, maka tenggelamlah ia beserta harta yang dimilikinya dengan disaksikan oleh orang-orang Bani Israil. Tidak seorangpun yang dapat menolong dan menahannya dari bencana itu, tidak bermanfaat harta kekayaan dan perbendaharannya.

Tatkala Bani Israil melihat bencana yang menimpa Qarun dan hartanya, bertambahlah keimanan orang-orang yang beriman dan sabar. Adapaun mereka yang telah tertipu dan pernah berangan-angan seperti Qarun, akhirnya mengetahui hakikat yang sebenarnya dan terbukalah tabir, lalu mereka memuji Allah SWT karena tidak mengalami nasib seperti Qarun. Mereka berkata, "Aduhai, benarlah Allah SWT telah melapangkan rezeki bagi siapa saja yang Dia kehendaki dari hamba-hamba-Nya dan menyempitkannya; kalau Allah tidak melimpahkan karunia-Nya atas kita benar-benar Dia telah membenamkan kita (pula). Aduhai benarlah, tidak beruntung orang-orang yang mengingkari (nikmat Allah)."

PENYEBUTAN QARUN DALAM QURAN

Nama Qarun diulang sebanyak empat kali dalam Al-Quran, dua kali dalam surah al-Qashash, satu kali dalam surah al-`Ankabut, dan satu kali dalam surah al-Mu'min.Penyebutan dalam surah al-`Ankabut pada pembahasan singkat tentang pendustaan oleh tiga orang oknum thagut, yaitu Qarun,Fir'aun, dan Haman, lalu Allah menghancurkan mereka.

"Dan (juga) Qarun, Fir'aun dan Haman. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka Nabi Musa as dengan (membawa bukti-bukti) keterangan-keterangan yang nyata. Akan tetapi, mereka berlaku sombong di (muka) bumi, dan tiadalah mereka orang-orang yang luput (dari kehancuran itu).

Maka masing-masing (mereka itu) Kami siksa disebabkan dosanya, maka diantara mereka ada yang Kami timpakan kepadanya hujan batu, kerikil dan diantara mereka ada yang ditimpa suara keras yang mengguntur, dan diantara mereka ada yang Kami benamkan ke dalam bumi, dan diantara mereka ada yang Kami tenggelamkan, dan Allah sekali-kali tidak hendak menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." (al-`Ankabut: 39-40)

Penyebutan dalam surah al-Mu'min (Ghafir) pada kisah pengutusan Musa a.s. kepada tiga orang thagut yang mendustakannya."Dan sesungguhnya telah Kami utus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata, kepada Fir'aun, Haman, dan Qarun, maka mereka berkata, `(Ia) adalah seorang ahli sihir yang pendusta.'" (al-Mu'min:23-24)

Kita tarik dari kisah ini sebagai hikmah, bahwa ini banyak terjadi pada negeri tercinta kita ini terlalu banyak memfigurkan Qorun dan berharap seperti Qorun. Orang sudah buta mata dan mata hati sehingga terlelap dengan mimpi-mimpi. Alampun sudah mulai gerah dan merasa capek sehingga perlu sedikit olahraga kecil karena terlalu capek karena di injak-injak.

Gerakan Tai-chi oleh alam mengandung kekuatan yang luar biasa yang membuat bangunan fisik roboh, demikian juga bangunan mentalitas kita rapuh sehingga terlupakan kewajiban ( Kebiasaan ) sholat tidak pernah kita renungi. Sehari Kita 17 kali (Fatihah) membuat perjanjian dengan Allah SWT namun tidak pernah melekat pada mentalitas kita dalam bersikap dan mengambil keputusan pada diri kita.

Semoga menjadi evaluasi kita. Bangunlah jiwanya….bangunlah badannya…untuk Indonesia Raya…. alvalima & alvalima & alvalima & alvalima